2009-11-19

Internet yang Terlalu

Alkisah pada zaman dahulu (sekitar bulan April 2009), seorang pemuda memutuskan berlangganan Telkomsel Flash Unlimited Basic untuk berinteretan ria. Kecepatan akses data dari paket yang dijanjikan 256kbps/64kbps, setelah kuoata lewat dari 3GB kecepatan mengunduh turun jadi 64kbps, kecepatan unggah lupa jadi berapa.

Pada awal-awal masih terjadi kemesraan, kecepatan dan koneksi sesuai dengan yang disepakati. Bahkan, ketika kuota sudah lewat tetap kecepatan akses masih 256kbps. Wow! Mendapat lebih dari yang dibayangkan sang pemuda. Menurut bisik-bisik tetangga dikatakan bahwa kuota belum dilaksanan. Memang pernah terjadi masalah, sulit untuk koneksi. Saat itu ketika ditanya, "what happen aya naon, neng?" Dijawab dengan manis, "ada perbaikan jaringan di sekitar wilayah akang. 2 hari lagi rebes, kang." Dan benar, 2 hari kemudian beres. Nice!!

Huru-hara mulai terjadi di bulan Juli. Ketika tiba-tiba si pemuda membaca suatu informasi di atas daun lontar (a.k.a. media), bahwa kuota turun menjadi 2GB. Si pemuda bergumam dalam hati, "kenapa daku tidak diberitahu secara langsung, kenapa harus tahu dari pihak lain... Kira-kira apa yang akan terjadi dengan koneksi internet yang aku miliki?" Setelah dicoba dan ketika kuota lewat kecepatan koneksi masih tetap 256kbps. Tetapi hati si pemuda tetap gundah gulana. Apalagi ketika banyak banyak desas-desus dan kabar dari burung bahwa sebentar lagi kuota akan diterapkan. Si pemuda menjadi resah. Tetapi, setelah dipikir masak-masak kuota 2GB cukuplah untuk pemakaian pribadi jika hanya untuk browsing. Dahulu memang jika sudah mengunduh sikat habis. Jika bisa unduh 1 album untuk apa unduh 1 lagu. Ini cuma umpama. Karena si pemuda lebih suka mendengar lagu di radio. Jikalau mengunduh selalu video kok.

Prahara timbul di bulan Agustus. Suatu hari di bulan agustus, si pemuda sedang mengunduh video dari youtube dengan ukuran file sekitar 20MB. Ketika itu tiba-tiba koneksi naik turun tidak jelas. Lalu dicoba untuk di disconnect, lalu connect lagi. Ketika sudah tersambung, unduhan pun dilanjutkan. Tapi apa lacur, kecepatan yang didapat hanya maksimal 64kbps dan labil. Dalam hatinya si pemuda menjerit, "What The *uck! @(#$^$*#*^&%RJ@&^!!!" (hiperbola, si pemuda santun kok).
Si pemuda pun mencari tahu dengan mendengarkan bisik-bisik tetangga dan kabar dari burung. Ternyata kuota sudah diberlakukan dan besarnya adalah 500MB. Lagi-lagi si pemuda menjerit, "What The *uck! @(#$^$*#*^&%RJ@&^!!!" (hiperbola, si pemuda santun kok).
Si pemuda lunglai, sempat tidak percaya. Beberapa hari kemudian ada pesan singkat masuk dari Telkomsel, memberitahukan bahwa kuota sekarang berubah menjadi 500MB. Ternyata bisik-bisk dan kabar dari burung itu benar adanya. Sisi pemuda menjerit, "What The *uck! @(#$^$*#*^&%RJ@&^!!!" (tiap orang ada batas kesabaran).

Akhirnya diputuskanlah untuk mengakhiri hubungan dengan Telkomsel. 500MB/bulan dirasa tidak cukup, untuk browsing 1 hari aja biasa habis 20-40MB jika sendirian. Belum kalau ada orang lain pinjam. Kalau 2 GB masih pikir-pikir. Tiba-tiba terdengar berita bahwa pelanggan lama kuota akan kembali seperti kesepakatan awal. Si pemuda berharap jadi 3GB, tetapi ternyata 2GB (ini sih kesepakatan di tengah-tengah). Setelah dipikir-pikir, bolehlah. Akhirnya pemutusan hubungan tidak jadi dilakukan. Rujuk untuk sementara waktu.
Di bulan September si pemuda berhati-hati menggunakan internetnya agar tidak kelewatan kuotanya. Suatu hari ketika sedang browsing tiba-tiba kecepatan internet lambat, padahal kuota 2GB belum terlewati. Coba mencari informasi, ternyata kuota 2GB hanya berlaku untuk pelanggan yang mengikat kontrak modem dan pelanggan yang sudah lama banget. Si pemuda dianggap newbie, sehingga hanya mendapat 500MB. Si pemuda menjerit, "What The *uck! @(#$^$*#*^&%RJ@&^!!!" (marah). Sudahlah. Kita usaikan hubungan ini. "Walaupun dahulu kita pernah bermesraan tetapi jika sekarang tidak ada pengertian ya sudah," gumam si pemuda. Pernah ku mencintaimu tapi tak begini, kau khianati hati ini kau curangi aku.

Akhirnya di akhir September kebersamaan itu usai, dengan alasan kuota terlalu kecil. Di hadapan hakim (CS Telkomsel) disepakati perpisahan itu. Segala tanggungan-tanggungan yang ada pada si pemuda harus diselesaikan dan diselesaikan hari itu juga.


Ternyata masalah tidak selesai. Sekonyong-konyong timbul tagihan di bulan November. Ah, masa bodo. Dia bukan siapa-siapa lagi.


Seandainya ada kunjungan dari debt collector si pemuda tidak akan gentar. Yang membuat si pemuda sedikit kecut adalah tagihan ini menunjukkan bahwa data-data dari si pemuda masih tersimpan di Telkomsel. Bagaimana nanti kelak jika data itu disalahgunakan oleh
pihak yang tidak jelas untuk menawarkan produk-produk yang tidak jelas pula? Entahlah.


-fin-

1 comment:

  1. wwwwooowowoowow.... melet tu Telkosel... hehhe :D
    salam kompak bro.... di tunggu buku2 mu.. :)

    ReplyDelete