Showing posts with label gratis. Show all posts
Showing posts with label gratis. Show all posts

2009-10-05

Pendidikan Gratis

Setelah sebelumnya bikin tulisan tentang beberapa iklan yang dikeluarkan pemerintah, sekarang bikin lagi, part deux, tapi hanya membahas pendidikan gratis.

Depdiknas sepertinya kesal sama kritikan-kritikan yang masuk tentang pendidikan dasar gratis. Banyak kritik yang terdengar di khalayak umum bahwa pendidikan belum gratis, masih banyak pungutan-pungutan dan sumbangan-sumbangan. Sampe-sampe Mario Teguh kukuh berlapis baja ungkapin perasaan ga senengnya sama iklan pendidikan gratis, "Cabut iklan itu! Saya sedang tidak bercanda."

So, apa yang dilakukan depdiknas? Bikin iklan versi baru, yang isinya pembelaan terhadap semua pungutan dan sumbangan dengan tambahan embel-embel sukarela demi kepentingan bersama. Bujug dah Pak Menteri, ora mudeng. Bilangnya pendidikan gratis, tapi ada sumbangan dan pungutan, ya jadinya ga gratis. Kalau dibilang pendidikan gratis, dibayangan orang-orang secara umum berarti tinggal pengeluaran untuk ongkos tranportasi dan uang makan anak aja dong yang ditanggung orang tua. Lagian kenyataan di lapangan ga tuh. Sumbangan dan pungutan ga ada yang sukarela, tapi adanya dukarela alias WAJIB. Kalau ga bayar ya ga boleh sekolah. Beberapa kasus pernah masuk berita di tipi. Pas udah masuk tipi, langsung kepala sekolahnya ngeles, "ga bener itu buktinya anaknya udah sekolah." Malu sih, udah masuk tipi kasusnya.

Pak Menteri, ga usah malu kalau emang belum bisa kasih pendidikan gratis, tapi usahain pendidikan murah aja. Kan lebih realistis dan masyarakat juga lebih bisa terima. Mudah-mudahan penambahan anggaran pendidikan dari 201T jadi 209T bisa Meringankan beban biaya pendidikan. Jangan dipolitisir ya oom menteri, karena tetep aja 20% dari APBN dan itu wajib hukumnya menurut UUD'45.

Hari gini nyari yang gratis-gratis susah, boong semua. Dari provider telepon seluler sampai depdiknas, tuti (tukang tipu).


-fin-

Read More ..

2009-08-01

Iklan Pemerintah

Akhir-akhir ini sering banget liat iklan dari pemerintah, yang kasih angin surga. Yang sempat bikin orang-orang kesel iklan sekolah gratis. Di iklan itu dibilang sekolah gratis bisa diadakan. Faktanya, berdasarkan info dari kompas, yang gratis itu cuma SPP. Biaya-biaya lain ya ga gratis. Konsep kaya gitu kayanya udah ada dari jaman gw SMP/SMA. Di kartu bayaran emang ga ada iuran SPP, tapi ada iuran lain2 (lupa apa aja, udah uzur).

Iklannya gembar-gembor sebelum mulai awal tahun ajaran baru, waktu orang-orang lagi sibuk mau mulai pendaftaran. Jelas orang-orang nangkepnya pendidikan gratis itu ya bener-bener gratis tis tis. Rp 0,-. Jadi, anak sekolah tinggal bawa badan + alat tulis. Ya tetep aja di lapangan banyak biaya-biaya. Departemen pendidikan dan kebudayaan kok kaya gitu kelakuaknnya, tidak mendidik dan tidak berbudaya. Bikin kebohongan masal.

Sekarang iklan pendidikan gratis udah ga ditayangin lagi, sepertinya. Muncul iklan baru, dari kementrian koperasi dan UMKM. Ada tiga versi iklan, dan menurut gw rada-rada aneh.

Pertama, iklan tentang keunggulan produk Indo dibandingin produk impor. Diperankan 1 cewe dan 3 orang cowo. Si cewe jadi tokoh protagonis dan 3 cowo jadi tokoh antagonis. Di situ ada dialog dimana si cewe bilang, "Masih import minded?" Keanehan di sini adalah si cewe ngebela produk Indo, tapi kok bahasanya gado-gado. Bahasa Indo gw juga kacau, tapi itu kan iklan dari pemerintah, jadi panutan lah.

Kedua, iklan tentang pasar tradisional bersih. Pemeran 1 ibu dan 3 orang cowo (cowonya idem sama iklan pertama). Si ibu protagonis dan 3 cowo antagonis. Si ibu ngajak 3 orang cowo untuk belanja ke pasar tradisional, ditolak soalnya dibayangan salah satu cowo tersebut pasar tradisional jorok. Ternyata pasar tradsional di iklan itu BERSIH BANGET. Yang aneh dari iklan itu menurut gw ada 2. Kesatu, budaya buang sampah pada tempatnya di masyarakat kita masih susah diterapin, gampang banget nemuin orang buang sampah sembarangan di mana-mana termasuk pasar tradisional. Jadi, agak-agak sulit ada pasar tradisional bersih kalo tradisi buang sampah pada tempatnya aja belum jalan. Kedua, udah sering banget pedagang pasar tradsional protes tentang pembangunan hypermart yang terlalu dekat lokasinya sama pasar tradisional dan ga pernah digubris pemerintah. Padahal itu melanggar aturan main. Masalah lokasi dan persaingan aja ga dipeduliin, apalagi masalah kebersihan.

Ketiga, iklan tentang pinjaman modal usaha kecil menengah. Pemeran 1 cowo kekar dan 3 orang cowo (idem lagi). Si cowo kekar jadi tokoh lugu dan melankolis, dan 3 cowo jadi informan. Di iklan itu si cowo kekar ngebantu benerin mobil 3 cowo itu. Ternyata si cowo kekar pengangguran dan dikasih info untuk ambil pinjaman modal untuk bikin usaha. Kalo yang ini belum bisa kasih pendapat, soalnya belum tau realisasinya kaya apa. Mudah-mudahan, nanti waktu ambil pinjaman dananya ga dikebiri sama oknum-oknum jahanam, kaya BLT.

Gw bukan pesimis sama pemerintah (dikit aja pesimisnya), kenapa pemerintah ga bikin program yang sederhana tapi peluang pelaksanaannya sangat besar. Misal pendidikan, kenapa ga bilang pendidikan murah aja biar orang tua tau masih ada dana yang perlu dikeluarin secara pribadi. Jadi ga usah janji muluk-muluk, sederhana aja rakyat juga seneng kok.


-fin-

Read More ..