2010-05-31

Pelabuhan Ratu


Minggu kemarin, habis pulang dari bayah. Nganterin teman acara rujukan. Bukan acara rujukannya yang paling berkesan buat gw, tapi waktu denger obrolan Mr. Ambon dan Baan sama warga setempat di Pelabuhan Ratu.

Bayah itu masuk propinsi Banten. Jalan yang dekat lewat Pelabuhan Ratu. Dari Pelabuhan Ratu sekitar 2 jam perjalanan.

Jadi, dari hasil menguping sekilas pembicaraan antara Mr. Ambon, Baan, dan seorang warga Pelabuhan Ratu setempat (selanjutnya disebut WPRS) dahsyat juga potensi Pelabuhan Ratu. Dari potensi pariwisata, potensi sumber daya alam (hasil laut), sampai potensi mistik. Berikut keterangannya, tidak secara kronologis.

Dari potensi pariwisata, berdasarkan cerita WPRS, setiap week end atau hari libur Pelabuhan Ratu buanyak pengunjungnya. Ada yang surfing, berenang, sekedar jalan-jalan. Ini bisa menggerakan pereknomian cukup besar. Banyak sumber pemasukan
Misal, untuk makanan. Kemarin mau makan ikan (lupa ikannya, gede ukurannya), harganya mahal banget. Yang jualan ga mau ditawar jualannya. Analisa singkat aja, berarti kalau hari libur dia bisa jual banyak, sampai jual mahal ga mau ditawar. Waktu itu akhirnya makan nasi goreng. Lumayan murmer, tapi cuma nasi sama telor.
Sumber pemasukan lainnya parkir mobil, motor, bus. Untuk mobil dipatok harga 5,000 sekali parkir. Ga tau untuk motor dan bus. Sebelumnya juga harus bayar tiket masuk area wisata pelabuhan ratu, mobil 20,000.
Nah sumber pemasukan selanjutnya ini, sempat bikin Mr. Ambon surprise. Dari uang toilet. Menurut pengakuan WPRS ke Mr. Ambon (waktu itu gw udah tidur), kalau lagi rame uang dari sewa toilet bisa sampe 62 JUTA PERHARI!!! Mr. Ambon terkesima dengan bisnis toilet. Baru kali ini gw lilat orang yang pengen punya usaha penyewaan toilet. Hehehe..piss bro.

Potensi selanjutnya hasil laut. WPRS ternyata memiliki beragam latar pengalaman pekerjaan (keren CV nya). Dia kadang-kadang suka melaut. Sekali melaut, katanya memakan waktu seminggu. Karena ukuran kapal di sekitar pelabuhan ratu kecil, ga bisa tampung banyak ikan. Uang dari hasil melaut lumayan besar. Padahal sistem pembagian hasilnya sangat ga masuk akal. Setelah dipotong biaya operasional, 60% untuk pemilik kapal, 40% untuk nelayan. Sementara kalau melaut ga mungkin sendiri. 40% dibagi-bagi aja masih besar untuk tiap orang. Luar biasa!
Tapi ada resiko dari melaut. Pertama, kapal mogok. Akibatnya bisa dua, kapal ditabrak kapal gede (kelas kontainer & tanker) atau terombang-ambing. Nah, WPRS cerita dia pernah kapalnya mogok, lempar jangkar ga sampe dasar laut. Jadilah kapalnya berlayar secara otomatis sampai Bengkulu.
Resiko kedua dari melaut, cuaca buruk. Kalau cuaca buruk, sulit dapat ikan. Rugi. Nah, kerugian 100% ditanggung nelayan.
Tambahan, ada yang bikin gw heran. Kalau nelayan dapet cumi, pembagian hasil dari penjualan cumi 80% untuk nelayan, 20% untuk pemilik kapal. TAPI, cumi cuma boleh dijual ke pemilik kapal. ???? Tanya kenapa. Oiya, ikan hiu perekor katanya bisa laku 10 juta. Dahsyat. Semakin cepat punah aja tuh ikan.

Potensi ketiga dari Pelabuhan Ratu, potensi mistik. Bukan mau cerita orang cari pesugihan atau sejenisnya. Pantai selatan jawa terkenal ganas. Konon ada nyi roro kidul, ratu pantai selatan. Kalau liat di tv, suka ada berita orang yang tenggelam waktu berenang di Pelabuhan Ratu. Tapi beritanya jarang. Dulu gw kira pelabuhan ratu berarti ga seganas cerita orang-orang. Tetapi, berdasarkan pengakuan WPRS tiap minggu pasti ada korban. Bahkan, kalau lagi Lebaran korban bisa mencapai ratusan. Berapa lapis? Ratusan. Terus dimana potensinya? Memang ini ga bisa dibanggakan. Orang-orang yang keseret ombak kan ga semuanya tenggelam, ada juga yang bisa diselamatkan. Nah, yang diselamatkan ini suka kasih uang "terima kasih". Lumayan, ratusan ribu sampai jutaan. Di Pelabuhan Ratu sebenarnya ada penjaga pantai, tapi tidak ada anggaran untuk gaji mereka. Jadilah WPRS dan juga teman-temannya menjadi penjaga pantai partikelir (keren kan CV WPRS).
Untuk potensi mistis ini ada cerita yang aneh. Menurut cerita WPRS, mayoritas orang yang paling sering jadi korban itu warga Bandung. Apa nyi roro kidul ngecek dulu KTP orang yang mau diseret?
Sebenarnya ada satu lagi potensi mistis di Pelabuhan Ratu, yaitu mak erot. Ga usah dibahas. Toh, di CV WPRS juga ga ada pengalaman kerja di mak erot.

Dari sekilas potensi di atas, harusnya Pelabuhan Ratu bisa makmur. Tapi ternyata tidak. Karena banyak mafia. Yup. Untuk pemilik kapal aja cuma segelintir orang. Mau jadi nelayan, kalau pemilik kapal ga suka ya sudah. Parkiran udah dibagi-bagi wilayahnya. Jadi penjaga pantai partikelir, ga semua bisa.
Yang ke rakyat cuma jualan cindera mata aja, itu juga sangat terbatas. Kata WPRS banyak warga jadi TKI ke taiwan. Kalau ke daerah Pelabuhan Ratu, liat rumah-rumah cukup bagus kemungkinan itu adalah hasil kerja TKI di taiwan. Rumah made in taiwan.


-fin-

0 comments:

Post a Comment