Sebulan yang lalu dapat surat cinta dari mbah google. Cuekin aja.
Setelah sebulan berlalu tepatnya tanggal 31 Oktober 2010, baru perhatiin ada pemberitahuan tentang kadaluarsa surat yang cuma sampai 31 Oktober 2010. Jadi penasaran ini surat apa.
Ternyata itu surat promo untuk google adwords dan ada kupon 400 ribu rupiah untuk adwords. ASYIK! GRETONGAN!!
Terpikirlah niat jahat untuk mempromosikan blog pake adwords.
Karena udah punya account google dan 1 account google cukup fleksibel untuk dipake di produk-produkk google lain, jadi proses daftar di adwords cukup cepat.
Tibalah saat-saat yang dinanti, mencairkan kupon promo. Malang tak dapat diraih, untung tak dapat ditolak. Ternyata niat jahat tidak bisa dijalankan. Promo ini perlu mengisikan data secara reguler, termasuk mengisi data credit card untuk pembayaran sebelum bisa memasukkan kode kupon. Belum tanya ke customer service bisa atau ga tanpa CC.
Sial!
Tetapi... ternyata kupon promo bisa dipakai sampai 12 November 2010, walaupun nilainya berkurang jadi 250 ribu. Mau pakai sendiri udah ga semangat. Pajang aja di sini. Kalo ada yang baca dan mau pakai, monggo.
-fin-
2010-11-03
Promo Yang Disia-siakan
2010-10-10
2010-09-21
Uang Lusuh
Pergi ke bank mandiri melakukan setoran xxM, gayus lewat. Saat uang dihitung teller sekonyong-konyong beta dikagetkan oleh teller, "Maaf, Pak, uang 10.000 yang ini bisa ditukar? Yang ini kita ga bisa kita terima sudah terlalu banyak selotipnya." Ah, setoran xxM ternoda 10.000, karena nila setiti* rusak susu sebelahnya. Aneh, padahalkan bank umum punya akses ke BI, biar ditampung itu uang lusuh dan ga beredar lagi. Lalu teller memberi penjelasan, kalo uang lusuh dari bank umum ga diterima sama BI, tapi kalo dari masyarakat bisa diterima di bagian ...(isilah titik-titik dengan jawaban yang benar, gw lupa).
??? Kebijakan BI yang aneh.
Peredaran uang lusuh di Indonesia mungkin sudah cukup parah, khusunya uang pecahan 10,000 ke bawah. Yang bikin gw bingung, kenapa itu uang lusuh beredar lama banget, keliatan dari kucelnya. Ga tau udah melewati berapa kutang emak-emak, kantong kernet, tukang palak, dan macam profesi lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu aku sayang ibu. Dari sabang sampai merauke.
Buat memberangus uang lusuh aja BI ga punya sistem yang mumpuni. Gimana nanti mau jalanin rencana redenominasi. Koplak!
-fin-
2010-07-24
Kepingin Gemuk
Beberapa waktu lalu bertemu dengan beberapa rekan yang telah lama tak bersua. Dan mereka rata-rata mengatakan, "Lo kurusan?" Gw ngerasanya biasa aja. Kancut di rumah masih bisa gw pake, ga ada yang kedodoran.
Tapi pertanyaan yang sama terus berulang dan akhirnya membuat semangat untuk gemuk timbul. Sebenarnya udah dari dulu mau gemuk. Belum ada motivasi aja.
Buat gw buat gemukin badan agak-agak susah. Walaupun ga separah rekan Yasin Zaidun. Makannya banyak banget, badannya kurus banget. Kalo menurut hukum kekekalan masa, berarti doi pupupnya bejibun.
Coba-coba cari info tentang diet untuk orang-orang kurus biar bisa gemuk. Malah dapet satu artikel tentang diet air untuk orang gemuk. Jadi, ada satu metode diet yang tidak terlalu dianjurkan yaitu minum air dingin. Ada dua manfaat dari minum air dingin buat untuk orang gemuk. Satu untuk mengganjal perut biar ga lapar, tetapi tidak menambah pasokan kalori. Kedua karena airnya dingin, maka ketika air masuk akan ada transfer kalori dari tubuh ke air. Secara teori, menurut kekelan energi dan teori termodinamika jumlah kalori dalam air adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur, seperti 1 gram air sebanding dengan 1 derajat celsius. Jika air yang diminum semakin dingin maka tubuh akan semakin bekerja keras untuk memanaskan air tersebut.
Tetapi e dodo e...seperti dilansir HowStuffWorks, diet air dingin sebenarnya hanya membakar sedikit kalori. Contohnya ketika seseorang mengonsumsi 0,5 liter air dingin yang setara dengan 473,18 kalori, suhunya hanya nol derajat. Air dingin nol derajat itu harus disesuaikan dengan suhu tubuh yang sebesar 37 derajat celsius. Maka saat tubuh harus menaikkan temperatur air tersebut hingga mencapai suhu 37 derajat celsius, tubuh hanya membakar 18 kalori saja. (sumber: detik)
Kok bisa begitu? Ga sesuai hukum termodinamika, atau gw yg oon makanya kuliah lama kelarnya.
Ya sudahlah, kebanyakan mikir nanti stress. Kalo stress kapan gemuknya.
-fin-
2010-07-08
Sinetron Bagus??
Di suatu hari selasa, daku sakit. Entah kenapa waktu senin malam sekonyong-konyong semua badan ngilu dan selasa pagi lemes dan pusing. Jadilah sepanjang selasa hanya di atas pulau kapuk.
Seharian nonton tv. Terakhir kali kayak begini kapan ya? Acara pagi banyak yang siaran musik. Siang berita plus sinetron. Tapi sinetron siang bukan sinetron seri, kalo kata SCTV namanya film televisi atawa FTV. Lumayanlah buat hiburan, ceritanya juga ga masalah harta dan balas dendam seperti sinetron seri yang lain.
Senja pun tiba. Nah, sekitar jam 18.00 ganti channel ke trans7. Eh, sinetron lagi. Tapi yang ini beda. Ga kayak sinetron-sinetron yang lain. Dari teknik pengambilan gambarnya, tema ceritanya, musiknya, deelel. Pokoke beda banget sama sinetron-sinetron bapuk yang beredar. Kalo di sinetron bapuk kameranya itu statis banget (ga tau istilah sinematografinya). Yang sering di-shoot muka pemainnya (close-up ya?). Kayaknya ga perlu datang ke lokasi shooting, cukup via video chatting aja, kasih latar blue screen biar gampang editnya. Nah, kalo yang di trans7 mantabs gerak kameranya, sampe ada satu scene yang di-shoot kaki pemainnya lagi gerak, bukan muka pemainnya. Dinamis bangetlah kameranya. Kualitas gambarnya juga beda sama sinetron abal-abal. Apa pake kamera film? Tiba-tiba terpotong iklan dan tersingkaplah judul sinetron itu, "Mendadak Dangdut, the Series."
Dulu pernah nonton versi layar lebarnya, ceritanya kurang menarik. Tapi yang ini malah versi sinetronnya lebih menarik. Tapi sayang, jadwal penayangan sinetron di era milenium ke-3 ini tidak bersahabat. Biasanya tiap hari. Kucoba melempar-lempar manggis, manggis kulempar jadwal sinetron kudapat. Tayangnya senin-kamis. Ah, berat juga buat nonton terus. Kirain ga jadi karyawan kantoran bisa bebas ngatur waktu. I still have to buy some time. Waktu memang mahal. Coba jadwalnya seminggu sekali macam "Si Doel Anak Sekolahan."
Dulu ada FTV yang gw suka, "Ujang Pantry." Kueren. Ga nyangka dapet banyak penghargaan. "Si Doel Anak Sekolahan" juga kueren, tapi ga tau (inget) dapet penghargaan atau ga. Mudah-mudahan "Mendadak Dangdut, the Series" bisa dapet banyak penghargaan juga. Dan yang paling penting bisa merubah dunia pesinetronan menjadi lebih baik.
-fin-
2010-05-31
Pelabuhan Ratu
Minggu kemarin, habis pulang dari bayah. Nganterin teman acara rujukan. Bukan acara rujukannya yang paling berkesan buat gw, tapi waktu denger obrolan Mr. Ambon dan Baan sama warga setempat di Pelabuhan Ratu.
Bayah itu masuk propinsi Banten. Jalan yang dekat lewat Pelabuhan Ratu. Dari Pelabuhan Ratu sekitar 2 jam perjalanan.
Jadi, dari hasil menguping sekilas pembicaraan antara Mr. Ambon, Baan, dan seorang warga Pelabuhan Ratu setempat (selanjutnya disebut WPRS) dahsyat juga potensi Pelabuhan Ratu. Dari potensi pariwisata, potensi sumber daya alam (hasil laut), sampai potensi mistik. Berikut keterangannya, tidak secara kronologis.
Dari potensi pariwisata, berdasarkan cerita WPRS, setiap week end atau hari libur Pelabuhan Ratu buanyak pengunjungnya. Ada yang surfing, berenang, sekedar jalan-jalan. Ini bisa menggerakan pereknomian cukup besar. Banyak sumber pemasukan
Misal, untuk makanan. Kemarin mau makan ikan (lupa ikannya, gede ukurannya), harganya mahal banget. Yang jualan ga mau ditawar jualannya. Analisa singkat aja, berarti kalau hari libur dia bisa jual banyak, sampai jual mahal ga mau ditawar. Waktu itu akhirnya makan nasi goreng. Lumayan murmer, tapi cuma nasi sama telor.
Sumber pemasukan lainnya parkir mobil, motor, bus. Untuk mobil dipatok harga 5,000 sekali parkir. Ga tau untuk motor dan bus. Sebelumnya juga harus bayar tiket masuk area wisata pelabuhan ratu, mobil 20,000.
Nah sumber pemasukan selanjutnya ini, sempat bikin Mr. Ambon surprise. Dari uang toilet. Menurut pengakuan WPRS ke Mr. Ambon (waktu itu gw udah tidur), kalau lagi rame uang dari sewa toilet bisa sampe 62 JUTA PERHARI!!! Mr. Ambon terkesima dengan bisnis toilet. Baru kali ini gw lilat orang yang pengen punya usaha penyewaan toilet. Hehehe..piss bro.
Potensi selanjutnya hasil laut. WPRS ternyata memiliki beragam latar pengalaman pekerjaan (keren CV nya). Dia kadang-kadang suka melaut. Sekali melaut, katanya memakan waktu seminggu. Karena ukuran kapal di sekitar pelabuhan ratu kecil, ga bisa tampung banyak ikan. Uang dari hasil melaut lumayan besar. Padahal sistem pembagian hasilnya sangat ga masuk akal. Setelah dipotong biaya operasional, 60% untuk pemilik kapal, 40% untuk nelayan. Sementara kalau melaut ga mungkin sendiri. 40% dibagi-bagi aja masih besar untuk tiap orang. Luar biasa!
Tapi ada resiko dari melaut. Pertama, kapal mogok. Akibatnya bisa dua, kapal ditabrak kapal gede (kelas kontainer & tanker) atau terombang-ambing. Nah, WPRS cerita dia pernah kapalnya mogok, lempar jangkar ga sampe dasar laut. Jadilah kapalnya berlayar secara otomatis sampai Bengkulu.
Resiko kedua dari melaut, cuaca buruk. Kalau cuaca buruk, sulit dapat ikan. Rugi. Nah, kerugian 100% ditanggung nelayan.
Tambahan, ada yang bikin gw heran. Kalau nelayan dapet cumi, pembagian hasil dari penjualan cumi 80% untuk nelayan, 20% untuk pemilik kapal. TAPI, cumi cuma boleh dijual ke pemilik kapal. ???? Tanya kenapa. Oiya, ikan hiu perekor katanya bisa laku 10 juta. Dahsyat. Semakin cepat punah aja tuh ikan.
Potensi ketiga dari Pelabuhan Ratu, potensi mistik. Bukan mau cerita orang cari pesugihan atau sejenisnya. Pantai selatan jawa terkenal ganas. Konon ada nyi roro kidul, ratu pantai selatan. Kalau liat di tv, suka ada berita orang yang tenggelam waktu berenang di Pelabuhan Ratu. Tapi beritanya jarang. Dulu gw kira pelabuhan ratu berarti ga seganas cerita orang-orang. Tetapi, berdasarkan pengakuan WPRS tiap minggu pasti ada korban. Bahkan, kalau lagi Lebaran korban bisa mencapai ratusan. Berapa lapis? Ratusan. Terus dimana potensinya? Memang ini ga bisa dibanggakan. Orang-orang yang keseret ombak kan ga semuanya tenggelam, ada juga yang bisa diselamatkan. Nah, yang diselamatkan ini suka kasih uang "terima kasih". Lumayan, ratusan ribu sampai jutaan. Di Pelabuhan Ratu sebenarnya ada penjaga pantai, tapi tidak ada anggaran untuk gaji mereka. Jadilah WPRS dan juga teman-temannya menjadi penjaga pantai partikelir (keren kan CV WPRS).
Untuk potensi mistis ini ada cerita yang aneh. Menurut cerita WPRS, mayoritas orang yang paling sering jadi korban itu warga Bandung. Apa nyi roro kidul ngecek dulu KTP orang yang mau diseret?
Sebenarnya ada satu lagi potensi mistis di Pelabuhan Ratu, yaitu mak erot. Ga usah dibahas. Toh, di CV WPRS juga ga ada pengalaman kerja di mak erot.
Dari sekilas potensi di atas, harusnya Pelabuhan Ratu bisa makmur. Tapi ternyata tidak. Karena banyak mafia. Yup. Untuk pemilik kapal aja cuma segelintir orang. Mau jadi nelayan, kalau pemilik kapal ga suka ya sudah. Parkiran udah dibagi-bagi wilayahnya. Jadi penjaga pantai partikelir, ga semua bisa.
Yang ke rakyat cuma jualan cindera mata aja, itu juga sangat terbatas. Kata WPRS banyak warga jadi TKI ke taiwan. Kalau ke daerah Pelabuhan Ratu, liat rumah-rumah cukup bagus kemungkinan itu adalah hasil kerja TKI di taiwan. Rumah made in taiwan.
-fin-
2010-04-13
Sirkus Jalanan
Aneh banget nih bapak. Anaknya kok ga disuruh duduk aja.
Jangan-jangan lagi bisulan anaknya
-fin-
2010-04-08
Perang Operator Seluler
Persaingan operator seluler emang gila-gilaan. Banting harga, banting kualitas.
Tapi yang gw liat cara promosinya itu, malu-malu kucing. Sejauh ini yang gw liat udah mulai menyindir produk-produk tetangga. Sejauh mata memandang baru telkomsel simpati dan XL yang mulai bikin iklan sindir-menyindir.
Yang paling konyol mungkin XL. Tag iklannya bilang "berani blak-blakan". Tapi ga berani langsung tunjuk operator saingan. Telkomsel dibilang "si merah" dan Indosat dibilang "si kuning". 3 dan axis belum punya warna identitas kali, makanya ga ikutan disindir.
Kalau mau blak-blakan kayak iklan verizon (captured dari iklan)
-fin-
2010-04-05
Coretan Tembok
Pada hari minggu kupergi ke gramedia
Naik bebek istimewa kubawa sendiri
...
Kejadiannya minggu lalu. Pulang dari gramedia matraman. Karena jalanan sepi, ya jalannya alon-alon. Pulang lewat jalan P.Dipenegoro, menteng.
Wow kok ada ya yang bikin coretan kayak gitu. Ya, gw sih termasuk golongan 40%. Tapi ga mau sampai seekstrim itu menghina presiden. Masa mau menang ga mau kalah. Kalaupun ga senang sama sby, ya pakai cara baik-baik, dialektika.
Tapi yang paling parah pemda. Sepanjang jalan P.Dipenegoro banyak coret-coretan tapi ga dibersihin. Daerah elit aja lambat ngurusnya. Apalagi daerah kampoeng.
Bonus:
Lupa TKP dan waktu kejadiannya. Pokoke di Jakarta
-fin-
Read More ..
2010-03-18
Ujian Nasional
Baru tau sebentar lagi ujian nasional mau mulai. Kasian anak sekolah jaman sekarang. Udah kayak mau ngadepin kiamat aja. Kalo nanti 2012 masih ada ujian nasional seru banget tuh. Bisa-bisa ada acara tobat nasional juga.
Memang aneh ujian nasional ini. Semuanya ketakutan. Mulai dari murid, guru, orang tua, sampe pemerintah aja ikutan takut. Kok dibikin ada ujian susulan buat yang gagal. Katanya yakin sama programnya. Kalo yakin kenapa ada ujian susulan buat yang gagal??
Sebentar lagi Obama juga mau datang. Hmmm... Mau ngapain ya? Jadi joki ujian? Jadi guru bimbel?
-fin-
2010-02-27
Berubah
Di suatu hari sabtu pagi yang cerah (sorenya hujan) aku pergi melakukan ronda, keliling jadeta (jakarta, depok tangerang) ke tempat-tempat usaha milik ayah dam ibu. Dari tempat-tempat tersebut, aku mendapat jatah satu tempat yang hasilnya diserahkan kepadaku.
Dahulu ketika tempat usaha ini, yang hasilnya untuk aku, baru buka sepi sekali. Sempat kesal juga. Ini sih rugi di bensin, jauh tempatnya. Kayaknya setahun sekali dikontrol juga tidak masalah. Penjaga tempat usaha itu tidak tahu kalau tempat itu diserahkan kepada aku. Yang dia tahu aku hanya mengontrol saja. Sepertinya dia berpikir kasihan anak ini datang jauh-jauh tapi tempat usaha orang tuanya sepi, bingung nantinya hendak melaporkan apa.
Mungkin kekesalan itu bisa terlihat. Penjaga tempat usaha itu berkata, "Sabar aja, nanti rejeki juga datang." Dan betul, belakangan ada peningkatan, tidak besar tapi lumayanlah jadi tidak sia-sia jauh-jauh datang.
Buat aku itu sudah cukup. Tapi ternyata eh ternyata, si penjaga juga menyimpan rasa kekesalan. Mungkin karena sepi jadi tidak ada aktifitas, tiba-tiba dia berkata, "Iya nih, kok sepi terus." Loh kok sekarang doi yang ngedumel, padahal udah ada peningkatan. Santai aja kayak di pantai.
-fin-
2010-02-13
Seperti Halnya Tukang Roti
Orang Yahudi sama perlunya bagi kita, seperti halnya tukang roti.
Kata-kata itu berasal dari tahun 1519. Yang mengucapkannya seorang bangsawan Venesia, Marin Sanudo. Ia tampaknya mengakui suatu kenyataan — suatu yang juga dikisahkan Shakespeare dalam lakonnya yang kita kenal: orang Yahudi adalah tempat orang "pribumi" meminjam uang. Dan meminjam uang, biarpun dengan bunga, itu sesuatu yang kian tak terelakkan.
Sebermula, kata orang, adalah Kitab Suci. Buku kelima dari Pentateuchum memang mengamanatkan kepada bangsa Yahudi bahwa kepada seorang saudara mereka tak boleh meminjamkan apa pun dengan riba. Tapi kepada orang asing riba diizinkan. Soalnya kemudian: siapa yang bisa dianggap saudara, dan siapa orang asing?
Bagi orang Yahudi, garis pemisah itu jelas. Tinggal sebagai minoritas yang beberapa kali diancam kekerasan orang sekitarnya, mereka memandang setiap orang Eropa Kristen, tetangga yang banyak itu, sebagai asing. Dengan kata lain: kepada mereka itu orang Yahudi merasa halal memungut bunga. Lewat proses inilah akumulasi modal terjadi. Mereka memperoleh monopoli sebagai bankir, biarpun dengan bank yang tetap bernama "pribumi".
Sebaliknya bagi orang Eropa Kristen — yang juga harus menaati Perjanjian Lama. Bagi mereka, batas antara orang asing dan saudara tak pernah jelas benar. Gereja Kristen mengumandangkan tiap manusia adalah saudara, dan itu berarti riba tertutup rapat ke mana pun arahnya. Mereka memang perlahan-lahan kemudian mengikuti keniscayaan ekonomi, menyusul orang Yahudi yang telah berada jauh di depan....
Tapi hanya itukah sebabnya?
Nasib manusia tampaknya tidak pernah ditentukan oleh sebab yang tunggal. Minoritas Yahudi menjadi demikian penting kekuasaan ekonominya, dan di Jerman orang bicara tentang Hofjuden — orang-orang "Yahudi Istana" yang melicinkan jalan keuangan para pangeran — tapi mereka bukan satu-satunya yang beruntung dalam kekayaan. Pentateuchum toh tak berlaku bagi orang lain yang kebetulan jadi minoritas.
Minoritas, dalam sejarah ekonomi, lazimnya adalah sekelompok kecil pendatang yang memasuki wilayah orang lain dan tinggal di sana. Biasanya, suatu mekanisme sosial mendorong mereka ke pekerjaan yang perlu tapi kurang enak — misalnya meminjamkan uang dan terpaksa memungut riba, urusan yang "nista" itu. Dalam kondisi seperti itu pula mereka biasanya berkumpul, dalam kelompok sendiri, bantu-membantu, terutama bila risiko demikian besar.
Salah satu risiko besar ialah ketika mereka menjalankan suatu pekerjaan yang sulit, tapi cuma mereka yang biasanya mampu: berdagang jarak jauh. Hidup di negeri yang lain dari tanah kelahiran sendiri, mereka mengenal dua dunia — atau dua macam pasar. Pengenalan ini menyebabkan mereka yang paling siap jadi penghubung antara pasar tempat barang ditawarkan dan pasar tempat barang diminta. Apalagi pada masa lalu, jarak antara supply dan demand itu amat jauh.
Tapi dengan jarak seperti itu seorang pedagang bisa bermain dengan angka-angka yang fantastis, karena si pembeli tak tahu benar berapa harga pokok sebenarnya. Perdagangan jarak jauh ini oleh orang Jerman bahkan disebut seakan-akan kategori tersendiri, Fernhandel, mungkin karena ia merupakan lalu betas barang mewah yang tak mudah didapat: sutera Cina atau cengkih Maluku. Inilah bisnis besar yang sebenarnya, kata Sejarawan Fernand Braudel. Dalam jilid kedua karya besarnya tentang kapitalisme, The Wheels of Commerce, ia punya bab khusus tentang itu.
Tak heran bila ada sebuah sumber Cina pada tahun 1618 yang mengatakan, "Karena Sumatera terletak sangat jauh, siapa pun yang pergi ke sana untuk mencari keuntungan berlipat ganda." Tak heran bila para saudagar dari sana, yang tak banyak bisa berrgerak di negerinya sendiri yang dikuasai kaum Mandarin anti-pedagang, pada berangkat menempuh ombak. Keturunannva beratus-ratus tahun kemudian berdiam di sini. Mereka tak membaca Pentateuchum, mereka bukan orang Yahudi. Tapi mereka pun, yang berkali-kali terlibat dalam peristiwa tak enak dengan orang "pribumi", ternyata selalu diperlukan. Seperti tukang roti.
Di ambil dari catatan pinggir 2
Selamat Tahun Baru Imlek
-fin-
2010-02-04
Jembatan Penyeberangan Pejalan Kaki Tertinggi di Dunia
Syahdan suatu ketika sedang pergi ingin main futsal bersama teman-teman SMA. Pergilah seorang kisanak ke tempat yang sudah disepakati.
Ketika akan sampai ke lokasi rendezvous, ada pemandangan yang cukup unik untuk diabadikan.
Lokasi: daerah kedoya, pinggir tol kebun jeruk.
Seperti kata pepatah, karena nila setitik rusak susu sebelahnya. Karena lupa pake titik, jadi kacau artinya. Mudah-mudahan bukan niat korupsi cat.
-fin-
2010-01-15
Kucing Meong Meong
Observe that picture. What are you thinking?
a. Kucing sedang bercanda ria safari
b. Kucing mati
c. Kucing sedang menyusu
d. Semua jawaban benar
e. Tidak ada jawaban yang benar
Jawaban yang benar adalah C. Gambar diambil waktu lagi tunggu pesanan nasi gila. Waktu pertama kali liat kucing itu, kirain cuma sepasang kucing yang sedang tidur dengan posisi yang sudah cukup pewe. Ternyata aku keleru. Yang hitam adalah anaknya. Yang satu lagi adalah ibunya, ga mungkin bapaknya. Kalo yang hitam bapaknya, masih ada kemungkinan untuk itu.
Baru tau itu adalah kucing yang sedang menyusu sambil bobo siang waktu si anak kucing gerak-gerak. Sempat shock juga ngeliatnya. Pikiran berkecamuk. Kok induk kucing dan anak kucing gedenya hampir sama. Mulailah melakukan sedikit analisa.
Analisa pertama, induk kucing berukuran normal si anak kucing mengalami gigantisme. Tapi waktu lewat kucing kampung lainnya, coba memperbandingkan ukuran dan coba mengingat-ingat, memang sepertinya ukuran normal anak kucing ya segitu.
Analisa kedua, induk kucing semasa kecilnya sering membawa beban berat, sudah harus mandiri sejak kecil, karena himpitan ekonomi yang begitu sulit. Mungkin sudah menjadi kuli panggul di pasar sejak bisa berjalan sendiri. Tapi di pasar tidak ada kucing jadi kuli panggul.
Analisa ketiga, induk kucing mengalami pubertas yang lebih cepat dari kucing-kucing betina pada umumnya. Kemudian si induk kucing yang masih muda karena tidak diawasi dengan ketat oleh orangtuanya terjerumus dalam pergaulan bebas dan hamil di luar nikah. Tapi si induk kucing tetap ingin mempertahankan janin yang dikandungnya. Macam artis saja.
Analisa keempat, ..."Ini, Mas, nasi gilanya." Suara dari pikiran dikalahkan oleh suara penjual nasi gila. Bon Appétit
-fin-
2010-01-12
Bermain Rubik Cube
Setelah memiliki mainan ini selama 10 tahun, akhirnya bisa juga menyelesaikannya.
Ternyata secara teoritis dan praktis, solusinya adalah menggunakan algoritma. Ga terlalu rumit. Walaupun secara statistik rubik cube punya ribuan kombinasi, tapi untuk solusi penyelesainnya simpel kok. Ada beberapa metode. Ga tau juga sih apa aja. hehehe...
Tanya aja ke google. Kalau untuk video tutornya di youtube bertebaran. Dari rubik cube yg imut, ukuran 2x2, sampai yg ribet (7 sisi kalo ga salah).
Tapi sekarang udah bosan mainnya. Cuma perlu waktu 10 hari untuk bosan. *keluh...*
-fin-
2010-01-07
Ketika Usia Bertambah
Umur bertamabah, masalah bertambah. Sepertinya begitu. Waktu kecil cukup bermain dan belajar saja. Bikin masalah, ga buat PR, rusakin perabotan ya dimarahain aja, sesekali dihajarjuga. Udah gede, bekerja, cari uang, cari hiburan, cari pahala, dan yang paling sering bikin bingung adalah cari pasangan. Kapan kamu nikah, kapan mau punya anak, kapan punya ade. Macam iklan kontrasepsi itulah.
Masalah cari pasangan dikesampingkan dulu aja. Ada pepatah, tak kan lari gunung dikejar, jodoh tidak akan kemana (siapa nih yang ambil tulang rusuk gw, ayo ngaku).
Salah satu kendala buat gw, dengan penambahan usia, adalah mencari hiburan yang gratisan pastinja. Kalo untuk yang berbayar ada aja, tapi kantong ga kuku. Hiburan gratisan ya TV dan radio.
Acara TV sekarang isinya sinetron terus. Acara tv yang rutin gw ikutin cuma bola, berita, dan OJV. OJV juga udah agak bosan. Mungkin gara-gara tayang setiap hari. Tinggallah bola dan berita. Ngomong-ngomong sinetron, cinta fitri udah sampe season 5. Bisa-bisa nglahin tersanjung yang sampe season 7.
Radio juga bikin bingung. Gw pernah kirim sms ke radio, lupa untuk apa. Nah, omongan penyiarnya bikin kesel, "Kamu udah ketuaan." Sial! Sekarang kalo lagi naik mobil, di jalan bingunglah mau dengar radio apa. Radio anak muda bahasannya juga udah ga terlalu masuk. Sekarang lagi sering denger motion radio, 97.5. Gara-gara ada Ari Dagienkz tiap pagi siaran. Dulu waktu masih di prambors gw sering denger Ari di putuss. Ya untuk acara pagi aja. Kalo udah siang di atas jam 10, bingunglah mau dengar radio apa. Kalo bokap lagi di jalan dengarnya elshinta, berita terus. 20 tahun lagi mungkin gw yang begitu.
2010, tantangan apa lagi yang akan datang??
-fin-
2010-01-02
Korban Kemacetan Puncak 01/01/10
Emang edan kondisi lalin pulau jawa. Setiap ada hari libur nasional, apalagi kalo panjang atau ada hari kejepit, pasti kacau di hampir seluruh pelosok.
Tahun baru 2010 kemarin puncak macetnya edun. Habis malam tahun baruan bareng cucu-cucu Ompung Benjamin, acara bubar sekitar jam 13.00, sampe rumahya sekitar jam 22.00. 9 jam di jalan. Sampe bisa gelar lesehan. Iseng chatting sama temen sampe abis batere HP, masih ga bergerak.
Sempat dengar-dengar selentingan dari pak pulisi, katanya gara-gara ada dead-locked, entah di daerah mana. Yang paling aneh adalah...buntut kemacetan udah sampe Bandung. Logis, tidak, logis, tidak...mungkin, tidak, mungkin, tidak...aduh, jadi kebelet pipis.
Akhirnya untuk menunggu jalanan lancar, ya pesen makanan dulu. Mobil gantian dijaga. Sekitar jam 20.00 giliran dapet jatah untuk makan. Eh, antrian mulai bergerak. SIAL! Ga makan deh.
Yang paling beruntung kalo ada macet panjang kayak tahun baru kemarin mungkin WC umum dan penjual makanan. Panen raya.
-fin-