Awal-awal bulan Juni ini media masa Indonesia rame bahas dua masalah, yaitu Manohara & Prita. Dua-duanya mengaku sebagai korban.
Manohara jadi korban kekejaman perilaku aneh suami, yang katanya bermental kekanak-kanakan (anak-anak kok kejam kayak gitu). Disiksa & dihina, dijadikan mainan (namanya juga anak-anak). Tapi ada yg bilang, itu akibat dari ulah sang ibu yg terpesona oleh blink-blink, jadi Manohara dikorbankan. Sekarang Manohara sudah kembali ke pangkuan ibu pertiwi & ibu kandung. Yang aneh, kok malah sibuk tebar pesona, sibuk wawancara sana sini, bukan memrioritaskan visum. Baca-baca dari TEMPOinteraktif.com, katanya sulit buat wawancara ekslusif, butuh duit (ga tau bener apa ga).
Prita jadi korban RS omni international yang merasa dirugikan email yang di fwd ke seantero hajat maya oleh oknum yang belum diketahui. Yang bikin heboh adalah tuntutan & perlakuan yang diterima Prita. Pasal pidana yang dituntut dimasukan sendiri oleh jaksa penuntut, tanpa ada penyidikan awal dari polisi dan Prita langsung diciduk (ga pake gayung) kejaksaan masuk bui. Koruptor aja jarang digituin. Padahal menurut para pakar hukum, ini ga sebanding dengan masalah yang timbul, juga penerapan pasal yang tidak sesuai (salah ukuran kayaknya).
Kasus Prita & Manohara bener-bener bikin heboh. Semua turun, dari rakyat sampai pejabat. Tapi pejabat lebih merhatiin Manohara, Mensesneg pun berkata: itulah bedanya jelata dan jelita. RCTI bikin wawancara live eksklusif dengan Manohara, besoknya lanjut ke Prita. Facebook rame bikin dukungan.
Dulu wanita dijajah pria. sekarang wanita menjajah berita. besok???
Wanita racun dunia? Ga lah. kalo diolah dengan baik & benar bisa jadi madu. Cowo jg bisa loh bow.
Moga-moga masalahnya cepet kelar ya jeung...
-fin-
2009-06-05
Perempuan: sensasi berita nasional
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment